Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Resensi dan Kutipan Novel Rantau I Muara Karya A.Fuadi

 Novel Rantau 1 Muara merupakan novel ketiga Ahmad Fuadi dari trilogi novel Negeri 5 Menara. Dua novel sebelumnya adalah Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna.  Novel Rantau I Muara ini menceritakan kepercayaan diri Alif sedang menggelegak. Ia mengenyam bukan di bangku sekolah pada umumnya. Ia seorang santri di Pondok Madani di sebuah kota di provinsi Jawa Timur. Hidup merantau jauh dari belaian kasih sayang keluarganya membentuk ia menjadi pribadi yang mandiri dan darah minang nya mengalir kuat lewat semangat pantang menyerah yang ia miliki.  Tempat kos yang sederhana. Bahkan kadang harus sering ditagih oleh ibu kost nya karena belum membayar biaya bulanan nya. Disisi lain ia harus tetap mengirim uang untuk membantu ibu dan kedua adiknya di tanah Minang. Berurusan dengan debt collector pun sudah pernah ia rasakan. Namun, bukan Alif namanya kalau tidak punya jurus pantang menyerah dan yakin akan mimpi-mimpi besarnya. Salah satu mimpi besarnya adalah Amerika. Usai lulus kuliah yang ia r

Harmonisasi yang indah dari segelas Bajigur

Usai maghrib tiba-tiba hujan turun sangat deras tanpa bisa dibendung. Suara gemuruh derasnya air yang menghujam ke bumi semakin nyaring terdengar. Memang sepanjang hari libur ini awan gelap yang menggantung di atas sana cenderung tak mau pergi dari langit kota ini. Hanya sesekali saja matahari menampakan sinarnya. Sisanya adalah awan kelabu. Kondisi cuaca seperti ini membuatku enggan bepergian keluar rumah. Kembali pada hujan deras yang baru saja turun. Ternyata ia hanya menggertak dengan gemuruhnya saja. Tidak lama kemudian, hujan pun berhenti. Namun, cuaca dingin masih menyelimuti malam ini. Dan suara mang bajigur seolah mengajakku untuk menawarkan solusi mencicipi bajigur hangat yang dijajakannya. Hmmm...setelah otak kanan dan otak kiriku melakukan brainstorming akhirnya saya memutuskan untuk membeli segelas saja. Ya mungkin sedikit berlebihan lawong hanya untuk bajigur saja harus brainstorming.  Maklum ini memang diluar kebiasaanku. Karena biasanya lepas malam hari sudah menstop

Terimakasih Kakek ..

Hari ini aku terbangun lebih dini dari biasanya. Walaupun hari ini adalah hari libur. Alhamdulillah aku masih diberikan kesempatan untuk membuka mata dan menghirup pagiMu yang luar biasa. Ini adalah berkat yang engkau berikan. Sejenak hening dalam kesendirianku terlintas beliau yang renta disana sendirian. Begitu banyak pertanyaan sederhana terlintas begitu saja. Ingin segera mendapat jawabannya. Memori ini langsung bekerja melesat dengan cepat berputar ke masa lalu. Menemukan hal-hal kecil sederhana disana. Entahlah begitu banyak yang harus aku ingat. Selama hampir kurang lebih dua belas tahun aku hidup dalam asuhan kakek dan nenek. Tumbuh dan besar dalam bimbinganmu, arahanmu. Pasti tidak mudah untuk mendidikku menjadi anak yang berbakti. Usia-usiaku  dulu sangat susah diatur. Begitu banyak kemauan dan keinginan. Rengekkan demi rengekkan pun harus sabar engkau dengarkan. Tak jarang rengekkan ini harus kau turuti. Tanpa aku harus tahu bagaimana engkau mewujudkannya. Menjual hasil