Pernahkan
Anda mempunyai pengalaman ketika ditanyai oleh orang atau lawan bicara tapi
kita merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang dia lontarkan. Entah karena
faktor proses penyampaian kalimatnya tidak sopan, lawan bicara kita emosional,
situasinya tidak pas ataupun salah alamat bertanya. Nah, jangan kaget cara kita
bertanya akan sangat mempengaruhi respons yang ingin kita dapat. Alih-alih
bukan jawaban yang sebenarnya yang akan kita dapat malah lawan bicara kita akan
memberikan jawaban yang ngawur bahkan celaka jika ia mengabaikan kita sebagai
penanya. Bagaimana seharusnya kita bertanya tapi tetap sopan bersahabat tidak
terkesan menginterogasi. Bertanya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah meminta
supaya diberi tahu (tentang sesuatu). Sedangkan Interogasi adalah pemeriksaan terhadap seseorang melalui pertanyaan lisan yang bersistem. Nah, berikut
adalah sedikit tips bagaimana teknik sebagai penanya yang baik:
Gunakan bahasa yang sopan
Hindari
kata-kata atau kalimat yang kasar dan cenderung menghakimi seolah-olah lawan
bicara kita sebagai objek penderita/yang melakukan kesalahan. Jika kita menggunakan
kalimat yang tidak sopan/baik justru bukan fakta yang akan diperoleh. Gunakan
kata-kata seperti “Apakah ada kesulitan?”, Letak kesulitannya dimana?”, Ada
yang bisa saya bantu?”
Ingat
jangan lupa untuk ucapkan terimakasih kepada mereka karena sudah menyediakan
waktu.
Perhatikan
lingkungan sekitar
Jangan bertanya ketika situasi sedang sibuk.
Perhatikan sekitar. Jika sumber atau informan kita sedang sibuk tunggu sebentar
sampai situasi dan kondisi memungkinkan. Hal lain yang perlu diperhatikan jika
ingin bertanya secara personal, jangan mengajukan pertanyaan di depan umum atau
dalam forum terbuka.
Jangan
memancing
Menurut
jurnalis veteran Clive Thompson, pertanyaan yang paling buruk adalah pertanyaan
menjurus. Maksudnya adalah pertanyaan yang Anda lontarkan untuk memancing
jawaban tertentu.
Buat
apa bertanya jika kita sudah tahu jawabannya. "Hindari itu apapun
risikonya," tegas penulis untuk Wired dan The New York Times tersebut.
Kalaupun
kita berusaha mendapat konfirmasi, bertanyalah secara objektif dan langsung.
Dengan demikian kita bisa mendapatkan jawaban yang lebih jujur.
Menawarkan bantuan
Menawarkan
bantuan kepada lawan bicara, bisa menjadi pembuka bagi kita mendapatkan
informasi dari lawan bicara, dan bisa menjadi awal bagi kita untuk melontarkan
pertanyaan.
Hindari
pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak
Kita
tidak akan mendapat informasi komplit dengan pertanyaan seperti ini. Lebih baik
ajukan pertanyaan terbuka. Dengan mengajukan pertanyaan terbuka kita akan mendapat
informasi yang komplit, biarkan lawan bicara kita bercerita dari awal sampai
akhir. Jangan batasi mereka dengan jawaban “ya” atau “tidak”.
Tidak
terlalu panjang
Ingat,
kita lah yang hendak bertanya. Hindari bicara terlalu panjang. Ajukan
pertanyaan singkat saja.
Kita
tidak akan dapat jawaban jika tidak berhenti bicara. Jadi tak perlu menambahkan
beberapa kemungkinan jawaban di akhir pertanyaan. Lagipula, biasanya kita tak
bisa mendapat informasi baru jika terus menawarkan jawaban.
Perhatikan postur dan gestur
Sudah
siapkah informan/lawan bicara kita menjawab informasi yang kita butuhkan.
Penting melihat postur, gestur, ekspresi wajah dan petunjuk lainnya. Biarkan
lawan bicara kita duduk dengan sempurna dan berikan waktu untuk sebentar
menarik nafas.
Jangan
lupakan tujuan
Jangan
lupa tuliskan tujuan dan alasan kenapa kita bertanya dan solusi apa yang kita
butuhkan. Dengan begitu, orang yang mau menjawab dapat merumuskan jawaban dia
untuk dapat memecahkan masalah kita.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar